Sabtu, Desember 10, 2011

Elit Politik Aceh Dan Penyakit ADHD

 Brian Klemmensen (Orang Denish)
 ikut menghadiri Milad GAM ke 35
di Denmark [Foto-Lauttawar]


Hari ini 4 Desember 2011 tepat 35 tahun penyataan kemerdekaan oleh Tgk Hasan Muhammd Di Tiro. Sebab itu, sebagai rakyat Aceh, kita tidak bisa melupakan hari bersejarah ini dengan begitu saja. Harga perjuangan ini bukanlah murah, darah, harta, tenaga dan nyawa telah diberikan oleh bangsa Aceh. Tapi ternyata Allah SWT lebih tahu apa yang terbaik untuk Aceh.

Perangpun berhenti setelah perdamaian Helsinki, maka roda kehidupan rakyat Aceh berubah, nafas lega telah bisa berhembus kembali. Dimana rakyat Aceh tidak lagi mendengar desingan peluru, tidak lagi takut untuk pergi ke kebun dan ke sawah. Alhamdulillah, kita ucapkan atas kedatangan perdamaian ini.

Karena itu rakyat Aceh harus menjaga perdamaian yang telah diperjuangkan oleh GAM dan rakyat Aceh dengan kesusahan dan air mata. Peringatan Milad di Denmark yang diadakan pada Sabtu 3 Desember 2011 di kota Aalborg, begitu meriah sekali. Semua kelihatan bersemangat, panitia yang dimotori oleh anak muda ternyata sangat membanggakan.

Semangat untuk mengadakan milad GAM yang ke 35 telah mengalahkan cuaca yang dingin menusuk sampai ketulang sunsum. Peringatan Milad GAM ke 35 turut serta diisi dengan pidato Makmor Habib (yang saat itu masih bertugas sebagai Waki Ketuha di Denmark).

Dalam pidatonya Makmor Habib lebih banyak menyinggung tentang bagaimana rusaknya cara berpikir politikus dan orang yang dianggap penting di Aceh. Makmor Habib mengumpamakan kerusakan itu dengan sebuah komputer. Menurut dia, kalau komputer rusak program maka komputer itu harus di reinstall. Untuk membuang virus atau oveload yang telah membuat computer itu rusak. Untuk memudahkan peng-install-an diperlukan back up yang original.

Agar komputer tidak ketinggalan zaman maka setelah mengembalikan program komputer ke yang aslinya, harus secepatnya di-update, biar computer tidak ketinggal zaman. Setelah itu baru barulah kita masukkan program-program baru yang tidak ada virusnya.

Tentang kelakuan yang aneh pada pilitikus dan orang penting di Aceh,  Makmor Habib menyinggung sedikit tentang penyakit yang dinamakan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorde). Penyakit ini biasanya ada pada anak-anak. Dimana, anak tersebut susah diatur dan tak mau diatur, dulu dokter di Denmark memberikan obat penenang pada anak tersebut, biar dia tenang dan mau mendengar apa yang orang lain katakan. Tapi kan tidak mungkin politikus dan orang penting di Aceh harus di kasih obat penenang itu, karena mereka semua sudah dewasa dan sudah tahu apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang tidak penting.

Tapi sangat disayangkan, sekarang ini kelihatannya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan yang tidak terlalu penting dan sama sekali tidak ada untungnya untuk rakyat Aceh. Sebab itulah menurut Makmor Habib Politikus dan orang-orang yang dianggap penting di Aceh sudah salah program dan sudah dimasuki virus yang sangat parah.

Untuk memperbaiki semua ini memang butuh waktu dan hanya mereka sendiri yang bisa memperbaikinya, karena mereka yang sebenarnya tahu, kalau mereka silap dan orang lainpun tahu akan hal itu. Kalau dalam teori Johari, windows ini sebutkan dengan ”OPEN”. Cuma mau atau tidak saja mereka memperbaiki kesilapan mereka itu.

Hal ini menurut Makmor Habib, perlulah kerja sama semua rakyat Aceh, karena kalau diharapkan pada mereka saja maka mereka tidak akan berubah. Rakyat Aceh harus bangkit dan bersatu agar Aceh di masa hadapan akan maju dan bermartabat. Peran Alim Ulama, Wali Nanggroe serta mahasiswa sangatlah penting untuk menyelesaikan dilema internal yang sedang terjadi di Aceh saat ini.

Sebab itulah menurut Makmor Habib, seorang Wali Nanggroe tidak boleh memihak, baik kelompok politik, organisasi atau person, seorang Wali Nanggroe haruslah netral. Sebab tidak mungkin seorang Wali Nanggroe hanya jadi wali pada satu-satu kelompok atau person.

Di Akhir pidatonya Makmor Habib berharap agar Rakyat Aceh menjaga perdamaian ini dengan baik. Hanya Rakyat Aceh yang bisa memajukan Aceh, sesuai dengan Firman Allah, ”Satu-satu bangsa tidak akan berubah nasibnya, kalau bangsa tersebut tidak mau merubah nasib diri mereka sendiri”.
Tarmizi Age (Mukarram)
adalah Inisiator Aceh Goet (AG)
Catatan: Tarmizi Age (Mukarram)

Hari ini 4 Desember 2011 tepat 35 tahun penyataan kemerdekaan oleh Tgk Hasan Muhammd Di Tiro. Sebab itu, sebagai rakyat Aceh, kita tidak bisa melupakan hari bersejarah ini dengan begitu saja. Harga perjuangan ini bukanlah murah, darah, harta, tenaga dan nyawa telah diberikan oleh bangsa Aceh. Tapi ternyata Allah SWT lebih tahu apa yang terbaik untuk Aceh.

Perangpun berhenti setelah perdamaian Helsinki, maka roda kehidupan rakyat Aceh berubah, nafas lega telah bisa berhembus kembali. Dimana rakyat Aceh tidak lagi mendengar desingan peluru, tidak lagi takut untuk pergi ke kebun dan ke sawah. Alhamdulillah, kita ucapkan atas kedatangan perdamaian ini.

Karena itu rakyat Aceh harus menjaga perdamaian yang telah diperjuangkan oleh GAM dan rakyat Aceh dengan kesusahan dan air mata. Peringatan Milad di Denmark yang diadakan pada Sabtu 3 Desember 2011 di kota Aalborg, begitu meriah sekali. Semua kelihatan bersemangat, panitia yang dimotori oleh anak muda ternyata sangat membanggakan.

Semangat untuk mengadakan milad GAM yang ke 35 telah mengalahkan cuaca yang dingin menusuk sampai ketulang sunsum. Peringatan Milad GAM ke 35 turut serta diisi dengan pidato Makmor Habib (yang saat itu masih bertugas sebagai Waki Ketuha di Denmark).

Dalam pidatonya Makmor Habib lebih banyak menyinggung tentang bagaimana rusaknya cara berpikir politikus dan orang yang dianggap penting di Aceh. Makmor Habib mengumpamakan kerusakan itu dengan sebuah komputer. Menurut dia, kalau komputer rusak program maka komputer itu harus di reinstall. Untuk membuang virus atau oveload yang telah membuat computer itu rusak. Untuk memudahkan peng-install-an diperlukan back up yang original.

Agar komputer tidak ketinggalan zaman maka setelah mengembalikan program komputer ke yang aslinya, harus secepatnya di-update, biar computer tidak ketinggal zaman. Setelah itu baru barulah kita masukkan program-program baru yang tidak ada virusnya.

Tentang kelakuan yang aneh pada pilitikus dan orang penting di Aceh,  Makmor Habib menyinggung sedikit tentang penyakit yang dinamakan ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorde). Penyakit ini biasanya ada pada anak-anak. Dimana, anak tersebut susah diatur dan tak mau diatur, dulu dokter di Denmark memberikan obat penenang pada anak tersebut, biar dia tenang dan mau mendengar apa yang orang lain katakan. Tapi kan tidak mungkin politikus dan orang penting di Aceh harus di kasih obat penenang itu, karena mereka semua sudah dewasa dan sudah tahu apa yang baik dan apa yang buruk, apa yang penting dan apa yang tidak penting.

Tapi sangat disayangkan, sekarang ini kelihatannya mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan yang tidak terlalu penting dan sama sekali tidak ada untungnya untuk rakyat Aceh. Sebab itulah menurut Makmor Habib Politikus dan orang-orang yang dianggap penting di Aceh sudah salah program dan sudah dimasuki virus yang sangat parah.

Untuk memperbaiki semua ini memang butuh waktu dan hanya mereka sendiri yang bisa memperbaikinya, karena mereka yang sebenarnya tahu, kalau mereka silap dan orang lainpun tahu akan hal itu. Kalau dalam teori Johari, windows ini sebutkan dengan ”OPEN”. Cuma mau atau tidak saja mereka memperbaiki kesilapan mereka itu.

Hal ini menurut Makmor Habib, perlulah kerja sama semua rakyat Aceh, karena kalau diharapkan pada mereka saja maka mereka tidak akan berubah. Rakyat Aceh harus bangkit dan bersatu agar Aceh di masa hadapan akan maju dan bermartabat. Peran Alim Ulama, Wali Nanggroe serta mahasiswa sangatlah penting untuk menyelesaikan dilema internal yang sedang terjadi di Aceh saat ini.

Sebab itulah menurut Makmor Habib, seorang Wali Nanggroe tidak boleh memihak, baik kelompok politik, organisasi atau person, seorang Wali Nanggroe haruslah netral. Sebab tidak mungkin seorang Wali Nanggroe hanya jadi wali pada satu-satu kelompok atau person.

Di Akhir pidatonya Makmor Habib berharap agar Rakyat Aceh menjaga perdamaian ini dengan baik. Hanya Rakyat Aceh yang bisa memajukan Aceh, sesuai dengan Firman Allah, ”Satu-satu bangsa tidak akan berubah nasibnya, kalau bangsa tersebut tidak mau merubah nasib diri mereka sendiri”.

Tidak ada komentar: