Selasa, Agustus 23, 2011

Bila Hati Ini Tersakiti..


Dalam hidup ini pernahkah kita disakiti oleh orang lain?baik dalam hubungan persahabatan, hubungan pekerjaan,hubungan bisnis,hubungan kerjasama,hubungan sebuah organisasi,dsb. apa yang kita rasakan saat itu?,sakit yang mendalam?,tidak terima perlakuan teman kita?,emosi yang tak terkendali?. Kemudian Bagaimana sikap kita terhadapnya? ,membenci? ,ingin balas dendam karena tidak terima telah disakiti?atau diam beribu bahasa tanpa ada penyelesaian dan kebaikan yang kita peroleh ?
Padahal kita bisa mengubah hal-hal yang sangat menyakitkan ini menjadi ladang kebaikan untuk kita ,menjadi ladang pahala untuk kita juga menambah kekayaan itibar atas segala apa yang telah terjadi.

Jika kita disakiti,ada dua sikap yang harus kita lakukan yaitu:sikap terhadap mereka yang menyakiti kemudian sikap terhadap diri kita sendiri.
SIKAP TERHADAP MEREKA YANG MENYAKITI
Pertama,Menahan Amarah(kazmul ghaizh)
Jika amarah yang diperturutkan maka kitalah yang akan mendapt dua kerugian.yang pertama kita telah disakiti yang kedua kita telah menyakiti diri kita sendiri.karena sikap amarah akan merusak diri kita sendiri baik secara fisik maupun psikis.orang yang marah akan membuat syaraf menjadi menegang,jantungnya menjadai terpacu,bahkan bisa mengorbankan kesehatan dan kebahagian.Sikap amarah yang diperturutkan akan membawa perasaan dan hati kita menjadi sempit dan terbebani.bahkan bisa membuat hati tidak menjadi tenang.dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain,Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(QS:3:143)

Kedua,Memaafkan ( al afwu)
Sikap ini mengindikasikn bahwa hati kita sehat,jernih dan bersih terhadap orang yang telah menyakiti kita,juga menandakan bahwa kita adalah orang yang mencintai kebaikan dan memberikan manfaat kepada orang yang telah menyakiti kita.coba fikirkan lagi.dendam atau memberi maaf?mana yang membawa kebaikan untuk kita dan orang yang telah menyakiti kita?,tanyakan pada hati nurani kita.
.dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain,Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(QS:3:143)

Ketiga,Berbauat baiklah kepadanya (Al ihsan)
dan orang-orang yang menahan amarahnya dan orang-orang yang memaafkan kesalahan orang lain,Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.(QS:3:143)
Barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik (tidak menuntut balas kepada orang yang menzaliminya) maka pahalanya dijamin oleh Allah (QS.42:40)
Cukuplah Rasulullah saw sebagai qudwah dalam hal ini.Rasulullah disakiti,di dzholimi oleh orang kafir saat itu,tapi siapa yang pertama kali menjenguk orang yang telah mendzholiminya? tiada lain dan bukan dialah Rosulullah yang penuh dengan keteladanan. lihatlah apa yang terjadi setelah itu,orang yang biasa menyakiti Rasulullah akhirnya ia masuk Islam,Subhanallah

Keempat,Menyadari banwa seseorang tidak akan menyakiti anda ,kecuali atas qodla dan qodar Allah.sedangkan seorang hamba hanyalah perantara terjadinya sesuatu,sementara yang menentukan dan menetapkan hanyalah Allah.
Kelima,memahami bahwa perlakuan orang lain yang menyakitkan kita adalah sebagi penebus dosa kita,penghapus atas segala kesalahan,pelebur kekhilafan,dan sebagai peninggi derajat kita.Maka orang-orang yang berhijrah,yang diusir dari kampung halamannya,yang disakiti pada jalan-Ku,yang berperang dan yang dibunuh,pastilah akan ku hapus kesalahan-kesalahan mereka (QS:3:195)
SIKAP TERHADAP DIRI KITA SENDIRI
Pertama,Sadarilah bahwa hal-hal yang menyakitkan kita,bisa jadi akibat dosa yang telah kita lakukan,Musibah apa saja yang menimpa diri kalian adalah akibat dari perbuatan kalian sendiri(QS.42: 30)
Untuk hal ini,perbanyakalah mengintrospeksi diri,bermuhasabahla h..,Review apa yang sebenaranya apa yang telah terjadi.

Kedua,Bersyukurlah kepada Allah,karena kita telah dijadikan-Nya sebagai pihak yang teraniaya,bukan yang menganiaya.Jika kita terus bersabar hal ini dapat menjadi ladang amal untuk kita.kebikan- kebaikan akan terus menghiasi hidup kita.
Ketiga,bersikap kasih sayanglah kepada orang yang telah menyakiti kita,karena dia adalah orang yang paling berhak mendapatkan kasih sayang kita.Seorang yang menyakiti kita sangat membutuhkan kelembutan.bukan untuk disakiti kembali atau bukan untuk di benci. Tolonglah saudaramu,baik yang berbuat aniaya maupun yang dianiaya(Hadits) .
Kisah Misthah melecehkan Abu Bakar bias di jadikan sebuah ibrah.Ketika Mistah melecehakn Abu Bakar,Abu Bakar bersumpah untuk tidak menafkahi Misthah,padahal pada waktu itu Misthah adalah orang miskin yang nafkah sehari-harinya ditanggung oleh Abu Bakar.Akhirnya Allah menurunkan ayat:Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kaum kerabat (nya), orang-orang yang miskin dan orang-orang yang berhijrah pada jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS: 24:22).Saat itu Abu Bakar berkata:Tentu, aku akan senang jika Allah mengampuni dosaku.Abu Bakar pun kembali menafkahi Misthah dan memaafkannya.

Memang sebuah amal tidak semudah dengan kata-kata,tapi ingatlah tiada yang sulit dalam hidup ini kecuali kita terus berlatih.kita bisa karena terbiasa.cobalah melatih dengan sikap seperti ini.
Insan yang lemah ini pun merasa begitu sakit jika kita harus disakiti,tapi akan jauh lebih sakit jika kita memabalas dengan menyakiti.balaslah keburukan dengan kebaikan,maafkan orang-orang yang telah menyakiti.., ini akan membuat hidup jauh lebih indah.jauh lebih tenang,dan akan terus dekat kepada-Nya.
Ya Allah bimbinglah kami untuk senantiasa mengambil hikmah dari setiap kejadian, jadikanlah kami menjadi hamba yang dapat menahan amarah yang terus diperturutkan, lapangkan hati ini untuk senantiasa memaafkan segala kesalahan,berikan kepada kami untuk membalas segala keburukan dengan kebaikan.
Ya Allah..,sadarkan kami bahwa segala sesuatu yang akan dan telah terjadi adalah atas kehendak-Mu, atas taqdir-Mu,jadikan setiap taqdir yang engkau berikan kepada kami senantiasa membawa kami dekat kepada-Mu.
Ya Allah ampuni segala dosa kami dan dosa orang-orang yang telah menyakiti kami..,Satukan hati kami dengan cahaya dan marifah-Mu..
Perkenankanlah doa kami

Sabtu, Agustus 20, 2011

Kapan Kamu Sarjana


Satu malam satu lembar saja.
Diam dan mulai lah menulisnya.
Bukankah janjimu ingin jadi SARJANA.
Janganlah membuat mereka meneteskan airmata.
Bukankah harapan mereka tidak mengada-ngada.
Hanya ingin melihat kamu menjadi SARJANA.
Baju toga itu mengeringkan semua keringat mereka.
Menghapus airmata mereka.
Membayar semua pengorbanan mereka.
Ingat...
Bukan emas dan permata bentuk balas jasa.
Hanya kata-kata sederhana..
SARJANA saja.
Lupakah kamu waktu mereka mengantarkan kamu kekota.
Mereka pulang lalu bercerita kepada siapa saja bahwa anak mereka sekarang kuliah dan menjadi calon SARJANA.
Mereka lalu bahagia dan senang melihat anak mereka kapan menjadi SARJANA..


Kamis, Agustus 18, 2011

IBU




Ibu………
Bersinarku bagai cahaya, yang selalu beri ku penerangan.
Selembut sutra kasihmu kan selalu kurasa dalam suka maupun duka.
Kau lah ibuku, engkau lah cinta kasihku.
Terima kasihku tak kan pernah terhenti untukmu.

Ibu………
Engkau bagaikan  matahari yang selalu bersinar,
Yang selalu sinari hidupku, dengan kehangatanmu.
Bagaikan embun engkau kau sejukkan hati ini dengan kasih sayang mu.
Betapa kau sangat berarti bagi hidupku dan engkau tak pernah tergantikan.

Ibu…….
Engkau lah ibuku, engkau lah cinta kasihku.
Terima kasihku tak kan pernah terhenti untukmu Ibu.
Engkau bagai matahari yang selalu bersinar.
Yang selalu sinari hidupku, dengan kehangatanmu.

Ibu……..
Engkau lah ibuku, engkau lah cinta kasihku.
Engkau lah ibuku, engkau lah cinta kasihku.
Pengorbananmu sungguh sangat berarti.

Senin, Agustus 15, 2011

Buatmu Ibu Dari Anakmu


Kasihmu tak mungkin kulupakan,
Cuma aku khayal dalam arus duniawi,
Tatkala nasihatmu menjadi titisan hangat ditelingaku.
Tatkala aku lupa akan nasihatmu,
Dosakah aku sebagai anakmu, Ibu………….?

Aku merintih,
Menangis,
Mengenang diri ini.

Layakkah aku menjadi anakmu.

Engkau senantiasa mendoakan kesejahteraanku.
Doa mu tak pernah putus walau aku terlena dalam tidurku.
Sholatmu senantiasa berakhir dengan doa untukku.
Suaraku tak pernah hilang ditelingamu.
Kasih sayangmu tak hilang ditelan zaman.

Namun, anakmu ini sering lupa akan itu.

Layakkah aku menjadi anakmu.

Airmata ini menetes tatkala aku terkenangkanmu, Ibu.
Kasihmu sungguh murni, tak terbanding kasihku untukmu.
Layakkah aku dipanggil anakmu….?

Tatkala bersedih, engkau senantiasa disisi menenangkan anakmu ini.
Tatkala aku menangis, meratapi  kehilangan permainanku,
Engkau senantiasa disisi memujukku.
Tatkala aku memberontak mahukan sesuatu,
Tanganmu pantas mencarinya untukku.
Mampukah aku melakukan semua itu tatkala engkau memerlukanku.
Jika tidak layakkah aku menjadi anakmu, Ibu…?

Ibu..

Mengapa nasihatmu sebegini..?
Mendapat anak sepertiku..
Layakkah aku dipanggil anakmu, Ibu..?

Ibu…

Sudikah engkau menerima anakmu ini..?
Kusesali diri ini..
Semakin melupakanmu..
Layakkah aku dipanggil anakmu, Ibu..?

Kata-katamu sering menenangkanku suatu ketika dahulu.
Menyejukkan hati yang sedang gundah gulana.
Memadamkan api yang sedang marak menyala.
Menyapu airmata yang bergelinang dipipiku.
Kini, tatkala aku telah dewasa.
Aku mulai lupa akan kata-katamu.
Nasihatmu kulemparkan.
Kasihmu kubiarkan terapung dilautan.
Panggilanmu kusahut dengan amarah.

Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuu…

Layakkah aku dipanggil anakmu, ibu..?
Maafkanlah anakmu ini.
Maafkanlah dosa anakmu ini.
Aku tidak mau digelar sidurhaka.
Disumpah menjadi batu karena durhaka.

Durhaka kah aku ibu…?

Kusujud ampun darimu ibu.
Syukurku panjatkan karena aku masih berpeluang menemuimu lagi.
Syukur ku ucapkan karena aku masih berpeluang memelukmu lagi.
Syukur kulafazkan, karena aku masih merasa kasih sayangmu lagi.

Namun, layakkah aku menjadi anakmu, Ibu…?
Kasihmu sungguh suci.
Sayangmu sungguh murni.
Nasihatmu amat berarti.
Ya Allah, kau tetapkan lah aku dijalan-Mu.
Agat ku tak lupa asal usulku.
Semoga aku tak lupa siapa yang membesarkanku.
Semoga dirimu, Ibu akan kekal dihatiku,.
Ibu, akanku gembirakanmu.
Akanku tebus kesilapanku.
Akanku kikis salutan yang menutup pintu hatiku selama ini.
Aku ku campak bisikan syaitan yang ingin menggoda anakmu ini.
Semuanya untukmu Ibu.
Layakkah aku menjadi anakmu dengan cara ini..?
Sudikah engkau memaafkan anakmu ini.

Ibu….

Ibu….

Ibu….


                                                                                                                                     By : Amrizal

Sabtu, Agustus 06, 2011

Bantayan dan Kisah Perjuangan Amiruddin


Ini Kisah Nyata...


Sebuah desa bernama Bantayan menjadi saksi sebuah peristiwa sejarah yang di alami Amiruddin, peristiwa itu hampir merenggut nyawanya hanya karena ia memperjuangkan kemerdekaan Aceh di bawah bendera GAM.

Bantayan tempat persembunyiaan Amiruddin selama beberapa tahun, namun naas tempat itu tercium oleh aparat TNI sebagai tempat pelarian para kombatan, tepatnya Jumat 13 April 2003 bantayan berkecamuk. Desingan peluru membahana seluruh pelosok desa bantayan.

Amiruddin yang saat itu sedang berada di sebuah Mushalla, bergegas mencari perlindungan, Amiruddin adalah panglima wilayah setempat sudah pasti dia orang pertama yang dicari para TNI.

Bersama seorang pengawal Amiruddin berlari sejauh 1 km, namun karena tempat itu sudah di kepung aparat, maka sejauh apapun Amiruddin berlari tetap tertangkap jua, dan itu pun terjadi, Amiruddin di cerca pertanyaan agar mengaku sebagai anggota GAM.

“Apa benar kau orang GAM” kata salah seorang Aparat dengan tatapan tajam.

Amiruddin berusaha menutupi identitasnya, dengan suara agak keras ia hanya berucap “Astaufirullah hal adzim”. Aparat yang tak puas dengan jawaban Amiruddin menghadiahkan gagang senjata ke arah kepala Amiruddin, darahpun keluar dari dahi Amiruddin.

Amiruddin hanya bisa pasrah, Kemudian aparat itu bersama kawan-kawannya menghajar Amiruddin tanpa ampun, sudah pasti Amiruddin babak belur dengan wajah memar dan tulang-tulang yang agak susah digerakkan.

Sedang pengawal Amiruddin yang bernama Rusdi, kedua telapak tangannya bolong bercucuran darah setelah di tembak aparat karena diduga Rusdi ingin mengeluarkan pistol dari sakunya, padahal tak ada senjata apapun yang  melekat di tubuh Rusdi.

Amiruddin dan Rusdi sudah menyerahkan hidupnya kepada Ilahi bila hari itu malaikat maut menjemput mereka, namun beruntung aparat TNI tidak bisa membuktikan kalau keduanya adalah orang GAM.

Setelah kenyang menghajar Rusdi, Aparat TNI menelantarkannya, sedang Amiruddin dipaksakan memasang dua sandal di tanganya dengan maksud Amiruddin di suruh merayap di aspal sejauh Aparat TNI berjalan, Amiruddin mengikuti kemauan Aparat dan merayap dengan perlahan sejauh 1 km.

Sampai di sebuah persimpangan TNI meninggalkan Amiruddin dengan keadaan yang sangat lemah dan tubuh di berlumuran darah, di tambah wajahnya yang memar penuh luka-luka, hingga hampir tidak di kenali lagi.

Untung seorang kakek yang kebetulan lewat, lalu memapah Amiruddin hingga sampai di rumah kakek tersebut, lalu kakek yang kebetulan termasuk saudara Amiruddin itu sendiri memanggil seorang dokter agar bisa mengobati amiruddin.

Itulah salah satu peristiwa yang tak mungkin mudah di lupakan Amiruddin, mempertahankan sebuah kemerdekaan tentu tidaklah mudah, bahkan satu-satunya nyawa harus di pertaruhkan, belum lagi keadaan keluarga yang ditinggalkan selama persembunyian.

Beberapa tahun setelah peristiwa itu tepatnya tanggal 15 Agustus 2005, Pemerintah RI dan GAM menyepakati perdamaian di Finlandia, Helsinki. Tak hanya Amiruddin, seluruh masyarakat Aceh juga ikut senang, karena tak ada lagi ketakutan dan pertikaian dalam menjalani hidup.

Kesepakatan damai tersebut, tentu membawa berkah bagi mantan GAM. Namun seperti di ketahui, keberkahan itu hanyalah di rasakan oleh para kombatan berpangkat besar dan punya hubungan khusus dengan pemerintah.

Amiruddin sendiri juga tidak bisa menikmati keberkahan itu, hidupnya bahkan biasa-biasa saja dan sama saat membela kemerdekaan Aceh, seharusnya Amiruddin mendapat apreasi atas pengorbanannya, tapi atas beberapa kuasa yang tak sesuai janji maka Amiruddin tak mempermasalahkannya. Yang penting Amiruddin turut bahagia karena telah berjuang mendapatkan kebebasan.



Jumat, Agustus 05, 2011

Perpisahan Sementara


Namamukah yang tertulis di luh mahfuz sana?
Engkaukah yang bakal menemaniku jalan menuju syurga?
Dirimukah yang akan melengkapkan separuh dari agamaku?
Adakah kau yang tercipta untukku?
Jawab pertanyaanku ini.
Jawab…… !!!!!!

Kau takkan pernah dapat memberi jawaban
Karena jawabannya bukan di tanganmu
Tetapi di tanganNya.
Di tangan Tuhan kita; 
Allah
Tuhanku dan Tuhanmu

Gelisahku memikirkan dirimu
Dan ketakutanku memikirkan Tuhanku
Maafkan aku.
Ketakutanku pada Tuhanku melebihi kegelisahanku memikirkanmu

Ku jemput dirimu pabila waktunya tiba
Sebelum sampai saat itu, biarkan aku sendiri bersama Si Dia
Akan kucipta cinta bersama Dia
Sebelum kucipta cinta antara kita

Jadilah dirimu bunga yang hebat
Dan doakan aku agar menjadi kumbang yang stia
"i've leave him for the sake of Allah"

Sesungguhnya Allah takkan pernah mensia-siakan pengorbananmu sayang
Bilamana kita tinggalkan semua ini karena Allah semata
Yakinlah…. !!!!!!
Akan ada sesuatu yang indah untukmu di pengakhiran nanti

Dan sesungguhnya hari kemudian
itu lebih baik bagimu
daripada yang sekarang (permulaan).
Dan kelak Tuhanmu
pasti memberikan karunia-Nya kepadamu ,
lalu (hati) kamu menjadi puas.
[Ad dhuha: 4 & 5]

Untuk itu
Aku tinggalkan dirimu padaNya

Sesungguhnya
aku bertawakkal
kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu.
Tidak ada suatu binatang melata
melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya.
Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus.
(Allah Maha Adil)
[Hud: 56]

Usah bersedih atas perpisahan sementara ini
jika benar kamu tercipta untukku
tiada apa yang dapat menghalanginya
sebelum saat itu tiba ,
berdoalah pada Allah moga diberi kekuatan
mohonlah padanya dengan penuh mengharap

Sesungguhnya
aku bertawakkal
kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu


By : Amrizal

BILA JATUH CINTA JANGAN SAMPAI HATI YANG TERLUKA TERUS TERLUKA LAGI DAN LAGI,,,


Rabb..
Betapa banyak orang yang mengumbar dusta atas nama cinta…
Aku sama sekali tak mengerti..

Betapa banyak orang yang menangis karena tersakiti oleh cinta..
Aku tak mengerti..

Tak sedikit orang yang hancur juga katanya karena cinta..
Aku sungguh tak mengerti..

Namun ada pula yang bahagia, juga katanya karena cinta..
Kembali aku tak mengerti..

Rabb..
Pada-Mu ku katakan aku tak tahu apa itu cinta..
Seperti apa jatuh cinta..
Dan bagaimana itu cinta..

Aku pernah menaruh harapan pada manusia,
Namun kekecewaan yang ku dapatkan dan kepahitan
Rabb bila itu jatuh cinta..
Jangan biarkan aku merasakannya lagi..

Aku pernah memelihara kesetiaan pada manusia,
Kembali pengkhianatan yang kurasakan dan kesedihan
Bila itu disebut cinta,
Kumohon jauhkan aku darinya..

Pernah pula kurangkai mimpi,
Membangun istana yang indah dengan manusia..
Namun semuanya porak-poranda karena dia tiba2 memutuskan hubungan tanpa sebab dengan alasan belum siap menikah dan ingin bebas dulu
Bila itu yang namanya cinta, matikan rasa itu padaku..

Rasulullah SAW melarang laki-laki dan perempuan yang menolak kawin (sebagai alasan) untuk beralih kepada ibadah melulu,(HR. Bukhari)

Nikah itu sunnahku, barangsiapa yang tidak suka, bukan golonganku" (UMATKU) (hadits diriwayatkan HR. Ibnu Majah, dari Aisyah r.a.)

Semoga hambamu ini termasuk golongan umatmu

Baru sembuh dari luka,,,
Luka lagi terus terluka lagi,,,
Penderitaan dan kesedihan tidak berkesudahan
mungkin ini tidak akan sembuh lagi

Rabb..
Aku hanya ingin jatuh cinta pada seseorang yang juga mencintai-Mu..
Aku hanya ingin menaruh harapan, pada seseorang yang hanya berharap pada-Mu..
Aku hanya ingin memelihara kesetiaan pada dia yang mau menggadaikan diri dan jiwanya pada-Mu..
Aku hanya ingin merajut mimpi membangun seribu istana, pada dia yang merindukan wajah-Mu..

Rabb..
Ini janjiku pada-Mu..
Bila kelak Kau mempertemukan aku dengannya..
Maka Akan ku persembahkan selaksa cintaku padanya..
Menjadikannya satu-satunya perhiasan terindah di mata dan hatiku,
Bukan karena keindahan fisiknya..

Akan ku jaga kehormatannya dengan sebaik-baiknya,
Bukan karena kedudukannya yang tinggi..

  • Akan kudidik generasi-generasi penerus kami menjadi generasi rabbani,
Bukan karena kenikmatan dunia..

Namun karena cintaku, cintanya, cinta kami.. Terikat oleh Cinta-Mu..

************** DI JALAN DAKWAH AKU MENIKAH **************



Karya : Amrizal