Apakah perceraian jalan keluar yang terbaik? Coba pertimbangkan apa
saja kerugian yang harus ditanggung setiap anggota keluarga ketika
keputusannya adalah bercerai.
1. Anak menjadi korban
Anak
merupakan korban yang paling terluka ketika orang tuanya memutuskan
untuk bercerai. Anak dapat merasa ketakutan karena kehilangan sosok ayah
atau ibu mereka, takut kehilangan kasih sayang orang tua yang kini
tidak tinggal serumah. Mungkin juga mereka merasa bersalah dan
menganggap diri mereka sebagai penyebabnya. Prestasi anak di sekolah
akan menurun atau mereka jadi lebih sering untuk menyendiri.
Anak-anak
yang sedikit lebih besar bisa pula merasa terjepit di antara ayah dan
ibu mereka. Salah satu atau kedua orang tua yang telah berpisah mungkin
menaruh curiga bahwa mantan pasangan hidupnya tersebut mempengaruhi
sang anak agar membencinya. Ini dapat mebuat anak menjadi serba salah,
sehingga mereka tidak terbuka termasuk dalam masalah-masalah besar yang
dihadapi ketika mereka remaja. Sebagai pelarian yang buruk, anak-anak
bisa terlibat dalam pergaulan yang buruk, narkoba, atau hal negatif
lain yang bisa merugikan.
2. Dampak untuk orang tua
Selain
anak-anak, orang tua dari pasangan yang bercerai juga mungkin terkena
imbas dari keputusan untuk bercerai. Sebagai orang tua, mereka dapat
saja merasa takut anak mereka yang bercerai akan menderita karena
perceraian ini atau merasa risih dengan pergunjingan orang-orang.
Beberapa
orang tua dari pasangan yang bercerai akhirnya harus membantu
membesarkan cucu mereka karena ketidaksanggupan dari pasangan yang
bercerai untuk memenuhi kebutuhan anak-anaknya.
3. Bencana keuangan
Jika
sebelum bercerai, suami sebagai pencari nafkah maka setelah bercerai
Anda tidak akan memiliki pendapatan sama sekali apalagi jika mantan
pasangan Anda tidak memberikan tunjangan. Atau jika pemasukan berasal
dari Anda dan pasangan, sekarang setelah bercerai, pemasukan uang Anda
berkurang. Jika Anda mendapat hak asuh atas anak, berarti Anda juga
bertanggung jawab untuk menanggung biaya hidup dari anak Anda. Yang
perlu diingat, setelah bercerai, umumnya banyak keluarga mengalami
penurunan standar kehidupan hingga lebih dari 50 persen.
4. Masalah pengasuhan anak
Setelah
bercerai, berarti kini Anda harus menjalankan peranan ganda sebagai
ayah dan juga sebagai ibu. Ini bukanlah hal yang mudah karena ada
banyak hal lain yang harus Anda pikirkan seorang diri. Terlebih, jika
anak sudah memasuki masa remaja yang penuh tantangan, Anda harus dengan masuk akal menjaga atau memberikan disiplin kepada anak agar dapat tumbuh menjadi anak yang baik.
Masalah lain dalam hal pengasuhan anak adalah ketika harus berbagi hak asuh anak dengan pasangan karena bisa jadi Anda masih merasa sakit hati dengan
perlakuan mantan Anda sehingga sulit untuk bersikap adil. Hal-hal yang
harus dibicarakan seperti pendidikan atau disiplin anak mungkin dapat
menyebabkan pertengkaran karena tidak sepaham dan rasa sakit hati dapat
membuat hal ini semakin buruk.
5. Gangguan emosi
Adalah
hal yang wajar jika setelah bercerai Anda masih menyimpan perasan
cinta terhadap mantan pasangan Anda. Harapan Anda untuk hidup sampai
tua bersama pasangan menjadi kandas, ini dapat menyebabkan perasaan
kecewa yang sangat besar yang menyakitkan. Mungkin juga Anda ketakutan
jika tidak ada orang yang akan mencintai Anda lagi atau perasaan takut
ditinggalkan lagi di kemudian hari.
Perasaan lain yang
mungkin dialami adalah perasaan terhina atau perasaan marah dan kesal
akibat sikap buruk pasangan. Anda juga mungkin merasa kesepian karena
sudah tidak ada lagi tempat Anda berbagi cerita, tempat Anda
mencurahkan dan mendapatkan bentuk kasih saying. Serangkaian problem
kesehatan juga bisa disebabkan akibat depresi karena bercerai.
6. Bahaya masa remaja kedua
Pasangan yang baru bercerai sering mengalami masa remaja kedua. Mereka mencicipi kemerdekaan baru dengan memburu serangkaian hubungan asmara dengan
tujuan untuk menaikkan harga diri yang jatuh atau untuk mengusir
kesepian. Hal ini bisa menimbulkan problem baru yang lebih buruk dan
tragis karena tidak mempertimbangkan baik-baik langkah yang dilakukan.
Perceraian
bukanlah hal yang terbaik karena ada dampak-dampak buruk yang harus
Anda hadapi. Walaupun perkawinan Anda tampak hampir hancur, tidaklah
baik untuk menghancurkannya dengan bercerai. Berpikirlah untuk
mempertahankan perkawinan Anda demi anak dan keluarga Anda. Jika
pasangan Anda tampaknya tidak baik atau tidak menyayangi Anda, cobalah
komunikasikan hal ini dengan pasangan Anda dengan cara yang baik karena
kebanyakan faktor perceraian karena kegagalan berkomunikasi. Hindari
berpikir untuk berselingkuh karena hal itu akan memperburuk keadaan.
Perceraian
bukanlah jalan keluar terbaik. Sebelum bercerai pertimbangkan secara
matang akibatnya hingga jauh ke depan. Banyak pengalaman menunjukkan
bahwa perkawinan yang bermasalah masih bisa diselamatkan tanpa perlu bercerai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar